Kader Banteng Purwakarta Kota Menganggap Tidak Sah Hasil Pleno PAC

Karya Pena.co – Hasil penjaringan dan rapat pleno Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kecamatan Purwakarta Kota menuai sorotan tajam. Alih-alih mengusung kader dari wilayah kecamatan setempat untuk dicalonkan menjadi Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Purwakarta, pleno tersebut justru mengusulkan nama-nama yang dianggap berasal dari Kecamatan Cibatu dan Bojong.

Wakil Ketua Bapilu PAC kota Purwakarta Z. Lambert Lilipaly mengungkapkan keheranannya kepada awak media pada, Apakah di Kecamatan Kota tidak ada kader yang mumpuni untuk diusung oleh PAC Kota? Ini aneh,” ujarnya. Ia mempertanyakan mengapa kader-kader potensial dari Purwakarta Kota seolah terabaikan dalam proses penjaringan ini.

Baca Juga:  Sosialisasikan PP Tunas : Purwakarta Wujudkan Ruang Digital Ramah Anak

Bung Lambert, sapaan akrab di lingkungan PDIP Purwakarta yang selalu kritis juga menyoroti adanya sejumlah pengurus PAC yang tidak diundang dalam pleno tersebut termasuk dirinya.

“Ada apa ini? Apakah memang para elit sudah mengkondisikan hasil rapat pleno PAC?” tanyanya dengan nada curiga. Menurutnya, hal ini menimbulkan kecurigaan adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu yang ingin memengaruhi hasil pleno.

Lebih lanjut, Bung Lambert mengungkapkan bahwa bocoran hasil penjaringan dan rapat pleno PAC Kota justru mengusung dua nama yang berasal dari kecamatan lain. “Ada nama Suyatmi yang merupakan Ketua PAC Bojong dan Haji Ahmad yang merupakan Ketua PAC Cibatu,” jelasnya. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada agenda tersembunyi dibalik proses penjaringan ini, bahkan saya mendapat informasi adanya main uang di balik semua ini, bahkan rapat pleno yang dilaksanakan juga tidak korum “Tambah Lambert

Baca Juga:  Korupsi Dana Desa, Mantan Kades Pangkalan Jadi Tersangka

Menurut Bung Lambert, PAC kota Purwakarta harus mengulang kembali rapat pleno yang sudah dilaksanakan, karena dianggap tidak sah, seharusnya mengusulkan kader dari kecamatan setempat yang memiliki integritas dan kemampuan untuk membawa partai ke arah yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen untuk memajukan partai, bukan hanya sekadar mencari kekuasaan.

“Kalau pengurus PAC mengusulkan orang berdasarkan mahar dari orang yang ingin jadi ketua DPC, maka itu adalah awal kehancuran berikutnya,” tegas Lambert. Pernyataan ini menyiratkan bahwa adanya praktik transaksional uang dalam proses pemilihan Ketua DPC, yang dapat merusak citra partai dan menghambat kemajuan PDIP di Purwakarta.

Baca Juga:  Ungkap Aliran Dana dari Cawabup ke Empat Anggota Fraksi PDIP

 

(**Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *